Assalamualaikum ww.
Mas, mbak Dini, Bob dan Dik.
Sama dengan ketika ulang tahun mama yang ke 64, di ulang tahun yang ke 67
ini mama juga mau memberikan sedikit ilmu, mudah-mudahan bermanfaat untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa hal pasti sudah pernah diperoleh, khususnya Adik yang dulu sekolah di
Al Azhar. Tetapi secara umum mama mengingatkan kembali apa-apa yang mungkin
terlupa atau karena kesibukan tak sempat terpikirkan.
Semoga anak-anak dan cucu-cucu mama memperoleh ridhoNya hingga kelak kita semua
bertemu di SurgaNya. Aamiin.
Wassalamualaikum ww.
1. Semua harta adalah milik Allah. Orang Jawa menyebutnya “titipan Gusti Allah”.
2. Didalam harta milik kita terdapat bagian tertentu milik kaum dhuafa. Artinya, Allah titipkan harta kaum dhuafa ke kita. Allah
tidak menyebut berapa, tetapi ada Ulama yang menyebut sepertiga. Oleh karena
itu wajib kita berbagi kepada mereka. Jika tidak, maka Allah yang akan
mengambilkan dari harta kita dengan cara-cara Allah, yang tidak kita ketahui.
Tahu-tahu harta kita berkurang. Misalkan barang kita hilang atau rusak, bisnis
yang tertipu, mengeluarkan biaya untuk berobat karena sakit dan sebagainya.
3. Kewajiban setiap manusia terhadap
hartanya, yang utama adalah berzakat. Besarnya zakat sudah ditentukan yaitu 2,5
%. Akan sangat bagus jika bisa melebihi kewajiban, misalnya 5%. Sebaiknya tidak
ditunda-tunda, segera saja disisihkan untuk dilaksanakan, karena jika uangnya
sudah tidak ditangan, maka kewajiban ini tidak akan laksanakan.
4. Setelah zakat maka wajib bersedekah. Sedekah bukan hanya diwaktu
kita lapang. Diwaktu sempitpun juga diwajibkan bersedekah. Surat Ali Imran ayat
133 - 134. Sedekah tidak ditentukan jumlahnya, makin banyak atau makin sering, itu semakin baik. Mengapa?
Karena Allah Swt membalas 700 kali lipat
dari apa yang kita sedekahkan dan akan melipatgandakannya lagi. Sedekah
tidak akan membuat
miskin. Makin banyak bersedekah, makin
banyak balasan kita terima dari Allah.
5. Sedekah sangat berarti. Sedekah bisa
menolak "bala". Bagi yang punya masalah, dengan bersedekah maka Allah akan memudahkan jalan keluar dari masalahnya. Dengan bersedekah sesuatu
yang hilang bisa diketemukan. Dengan bersedekah, hal-hal yang semula sulit Allah
permudah. Bersedekahlah selagi masih hidup di dunia. Surat Al Munafikun ayat 10
: Manusia memohon kepada Allah untuk ditangguhkan kematiannya barang sebentar
saja untuk bisa bersedekah.
6. Memperoleh harta dengan cara yang
tidak halal seperti korupsi, menipu, meminjamkan uang dengan bunga (sebagai
rentenir) dan selanjutnya memberi makan keluarga (anak dan isteri) dengan harta yang
diperoleh secara tidak halal itu, akan mengakibatkan kehidupan keluarga hancur.
Contoh : Anak terkena narkoba.
7. Harta adalah termasuk salah satu dari bentuk rizki. Namun rizki tidak
hanya berupa harta. Rizki bisa berupa kesehatan, kenikmatan, keberhasilan, kebaikan dan apa saja yang Allah karuniakan kepada manusia. Rizki
telah Allah sediakan
bagi setiap manusia. Kita tinggal menjemputnya saja. Besar kecilnya atau banyak
sedikitnya rizki tergantung dari 3
variabel yaitu Usaha, Ilmu dan Rasa Syukur.
Mengapa seseorang yang sudah memiliki ilmu
(profesional), sudah berusaha sekuat tenaga (bekerja keras) tetapi belum memperoleh
hasil sebagaimana yang diharapkan? Jawabnya adalah, tidak ada atau kurangnya
Rasa Syukur.
8. Setiap manusia boleh berhutang,
dengan ketentuan harus melunasinya. Semakin cepat melunasi semakin baik. Orang
yang tidak mau membayar hutangnya sedangkan dia sudah mampu, maka itu sudah
menunjukkan kefasikan. Jika sampai Allah Swt memanggilnya, sedangkan hutangnya
belum dibayar, maka hutang itu diwariskan kepada ahli warisnya. Sering kita
dengar saat kita melayat seseorang yang meninggal, Orang yang berpidato menyampaikan
bahwa jika Almarhum/Almarhumah mempunyai sangkutan hutang supaya menghubungi
ahli warisnya.
9. Dalam suatu hadis disebutkan bahwa
jika seseorang yang berhutang meninggal dunia sedangkan orang yang memberikan
hutang itu tidak ridho, maka kebaikan/pahala yang dimilikinya akan digunakan
untuk membayar hutangnya.
10. Ayat terpanjang dalam Al Qur an
adalah ayat mengenai hutang, Surat Al Baqarah ayat 282. Begitulah Allah Swt memerintahkan
secara detil bagaimana agar jujur dalam urusan hutang.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus