Selasa, 07 Juli 2020

BERBAGI PENGALAMAN MERAWAT ANGGREK

Paphiopedillum 
 

Assalamualaikum ww.

Dari dulu memang aku sudah jatuh cinta dengan si Anggy. Ketika itu aku masih bekerja full time, sering membeli anggrek yang sedang berbunga cantik. Karena kesibukan sehari-hari antara pekerjaan kantor dan ibu rumah tangga, perhatian dan waktu untuk anggrek kurang, sehingga tanaman yang sudah habis bunganya terbengkalai.


Dendrobium indonesia raya blue


Phalaenopsis doritis

Dendrobium antennatum long horn

Menjelang pensiun di akhir tahun 2017, kembali terpikir untuk aktif lagi memelihara anggrek buat mengisi kesibukan nanti, disamping menambah koleksi Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot) yang sudah ada. Nah, mulailah aku membeli anggrek dalam bentuk seedling maupun dewasa, bahkan juga yang sudah berbunga. Dengan percaya diri, aku mulai membeli dalam jumlah banyak,  mempersiapkan paranet, pot-pot, media maupun peralatan yang diperlukan. Tetapi apa yang terjadi? Di penghujung musim hujan tahun 2018, aku merasa sangat sedih, hampir semua anggrekku yang baru beberapa lama aku rawat mulai layu, kemudian membusuk, akhirnya mati.  Dendrobium Superbien dan Dendrobium Caesar jumbo (ukuran besar) yang aku beli dari Jawa Timur dan berbagai jenis Bulbophylum dari daerah Bogor Ciawi, semuanya tak tertolong. Demikian pula bermacam-macam seedling Dendrobium dan Catleya yang aku besarkan habis, hampir tak bersisa.  Duh, nyesek kalau mengingatnya.....

Dendrobium airy peach


Brasavola little star

Phalaenopsis cornu cervi

Syukurlah, dari anggy-anggy yang mati itu, masih bisa tumbuh anakannya walau harus sabar menunggu untuk jangka waktu yang cukup lama. Sekarang keiki-keiki yang tumbuh dari batang-batang anggrek Dendrobium Superbien dan Dendrobium Caesar itu panjangnya baru sekitar 10-15 cm. Benar sekali jika orang mengatakan bahwa memelihara anggrek itu tidak mudah.

Akhirnya aku sadar bahwa untuk merawat anggrek tidak cukup hanya mampu membeli, namun terlebih penting harus membekali diri dengan ilmu peranggrekan. Mulailah aku bersemangat lagi, mencoba mengikuti Komunitas Anggrek yang ada di Face Book. Salah satunya adalah Komunitas Grup BTPAI (Berbagi Tips Perawatan Anggrek Indonesia), grup yang digagas oleh Reika Nursery, dengan Pakarnya Pak Ahmad Sapuani. Disinilah tempat aku belajar menimba ilmu.

Disamping belajar di grup, ada beberapa orang Pecinta Anggrek yang postingannya di media sosial menjadi favoritku. Aku selalu memperhatikan bagaimana mereka merawat, mencintai anggreknya dan yang lebih asyik, mereka bersedia membagikan ilmunya. Diam-diam mereka adalah mentorku. Pak Juprianto Taheta di Kuala Kapuas, Pak Ahmad Fitrian Nur di Magelang, Uni Lysa Anggraini di Bukittinggi dan Mbak Nur Laily di Batam.

Dari hasil belajar di Komunitas dan mengamati kegiatan para Mentor, ternyata selama ini banyak sekali kesalahan yang telah aku lakukan, begitu pula banyak hal yang tidak aku lakukan, sehingga terjadi kematian dari anggy-anggy yang aku rawat.

Inilah poin-poin yang perlu aku pahami dalam merawat anggrek.

1. Membeli anggrek jangan hanya melihat kecantikan bunganya, padahal belum tentu dapat berbunga di tempat tinggalku yang merupakan dataran rendah.

Oleh karenanya, stop beli anggrek sebelum mengetahui habitat yang cocok untuknya. Untuk Jenis Dendrobium, tetap dapat berbunga di tempat yang panas. Sedangkan beberapa jenis Cymbidium hanya tumbuh bagus dan berbunga di iklim yang sejuk, kecuali jika telah diadaptasikan terlebih dahulu. Memang masing-masing jenis anggrek memiliki syarat tumbuh yang berbeda.

Dendrobium fimbriatum
 

Vanda ascocentrum miniatum

Dendrobium gatton sunray

2. Menempatkan anggrek perlu mengetahui berapa banyak simat (sinar matahari) yang dibutuhkan. Jenis Anggrek Bulan atau Phalaenopsis, hanya memerlukan sedikit, dan tidak bisa kena simat langsung. Demikian pula Dendrobium Phalaenopsis atau Larat, juga tidak bisa kena simat langsung. Sedangkan jenis Vanda suka cahaya dan angin.

3. Pupuk Organik lebih baik dari pada pupuk kimia. Dari Komunitas, diberikan resep bagaimana membuat sendiri POC (Pupuk Organik Cair), ACB dan BMBP (Air Cucian Beras dan kulit Bawang Merah Bawang Putih). Cara membuat, ukuran, kapan dan berapa kali diberikan dalam waktu tertentu, dapat dilihat File Grup BTPAI di Face Book.

4. Anggrek tidak hanya cukup diberi pupuk, tetapi juga harus dihindarkan dari serangan jamur, hama binatang serta penyakit lainnya, baik di waktu-waktu biasa, apalagi di musim hujan. Karena hal-hal seperti ini dulu tidak aku lakukan, pantaslah kalau anggrek-anggrekku habis di musim hujan tahun 2018 yang lalu.

Untuk menangkal serangan jamur, Komunitas telah memberikan resepnya untuk kita buat sendiri. Tapi untuk serangan penyakit atau serangan hama, ada obat khusus yang cocok untuk anggrek, yang bisa dibeli di Tokopedia. Nah, aku harus aktif, rajin bertanya kepada mereka yang telah sukses merawat anggrek.

5. Beberapa jenis Anggrek Species hanya berbunga dimusimnya, tapi ada juga yang rajin berbunga tidak tergantung musim. Sedangkan jenis Anggrek Hibrida, akan berbunga pada waktunya jika sudah dewasa.

Apa itu Anggrek Species? Adalah jenis anggrek yang tumbuh dan berkembang di alam aslinya, terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia atau bisa juga sebutan untuk anggrek yang hidup di alam liar. Apa itu Anggrek hibrida? Adalah jenis anggrek yang tumbuh dan berkembang dengan adanya campur tangan manusia. Anggrek hibrida dihasilkan dari penyilangan dengan tujuan untuk menghasilkan jenis unggul.

Dendrobium purpureum bracteosum

Vanda hibrida
     
Oncidium sharry baby 

6. Membeli anggrek cabutan, lebih sulit merawatnya dari pada membeli yang sudah rawatan. Anggrek cabutan adalah anggrek yang baru diambil dari Gunung atau Hutan. Meski tampilan di foto ketika ditawarkan tampak segar, tetapi sampai di tangan biasanya sudah layu atau kering dan ujung-ujung nya is dead. Berbeda dengan yang sudah dirawat, mempunyai daya tahan yang kuat sehingga walaupun layu diperjalanan, dengan pemberian Vitamin B1  akan kembali segar. 

7. Memelihara anggrek secara FSFR (Full Sun Full Rain) menjadikan anggrek mudah berbunga. Full Sun Full Rain itu apa maksudnya? Maksudya adalah menempatkan anggrek di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.

Pengertian lama yang selama ini aku ketahui adalah, anggrek akan bagus jika berada dibawah paranet, ditempel di keteduhan pohon atau digantung di teras rumah. Akupun mencoba membuat anggrekku FSFR. Ada 2 anggy yang aku pindahkan ke tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Baru beberapa hari saja aku lihat daunnya sudah gosong terbakar matahari. Nggak tega lihat anggrekku rusak, jadilah aku kembalikan ke tempatnya semula dibawah paranet.

Menurut para Mentor, memang memerlukan tahapan yang demikian. Di awal anggrek akan sakit karena terbakar dan mungkin bisa mati, tetapi anakannya nanti akan kuat, akan tetap segar dan rajin bebunga. walau terpapar matahari langsung.

Buat teman-teman yang ingin mencoba, ternyata saat ini telah ditemukan tekniknya. Seorang pemilik Nursery di kota Pekanbaru Riau bernama Pak Deni, telah menemukan dan memproduksi pupuk yang dengan menggunakan teknik-teknik tertentu menjadikan anggrek tahan sinar matahari langsung alias FSFR. Beliau telah mengadakan penelitian yang cukup lama mengenai teknik ini. Silahkan dipelajari di Youtube hasil penelitian beliau, dimana tanaman anggrek di kebunnya sangat subur, besar, tinggi dan bebunga lebat.

Dendrobium bertha cong

Oncidium americana

Dendrobium anosmum

8. Anggrek memerlukan banyak air di musim kemarau. Jika kekeringan, daunnya akan berkerut atau kisut dan akan menguning. Agar tidak sampai terjadi hal demikian, bisa diberi infus. Infus itu berupa cairan berisi vitamin B atau ACB dan BMBP sesuai takaran yang dimasukkan kedalam plastik es mambo. Lalu beberapa akar anggrek yang sehat dimasukkan kedalam plastik tersebut, kemudian diikat. Cara in juga bisa digunakan untuk anggrek yang akan kita tinggalkan untuk beberapa lama. Infus biasa diterapkan pada jenis anggrek Vanda yang memerlukan banyak air, agar bisa tetap segar.

Infus pada akar Vanda

9. Anggrek jenis Cattleya Hibrida sulit berbunga, padahal bunganya bagus-bagus. Untuk dapat membungakan anggrek jenis ini banyak Pehobi yang melakukan teknik sungkup, dengan cara membungkus atau memasukkan ke dalam plastik, anakan yang baru tumbuh ketika tingginya masih sekitar 5 cm -10 cm. Setelah dibungkus plastik, bagian bawah anakan itu diikat. Beberapa plant bisa berhasil muncul bunga, namun banyak juga yang gagal.

Sungkup pada Catleya

10. Para Pehobi juga mengembangkan sistim WCO dalam memelihara anggrek. WCO atau Water Cultur Orchid merupakan teknik perendaman anggrek pada air secara terus menerus guna memacu tumbuhnya tunas atau akar baru. Ada yang seluruh akar anggrek berada di air, disebut Full WCO, dan ada yang Semi WCO, dimana hanya ujung akar yang tersentuh air. Dengan sistim ini anggrek juga bisa berbunga. Aku belum pernah mencobanya, mengingat menggunakan cara yang biasa saja hingga saat ini masih tertatih-tatih, belum berhasil. Tapi suatu saat kelak pasti akan mencobanya.

11. Cara memperbanyak jumlah tanaman anggrek dengan tips-tips tertentu.

a. Perbanyakan dengan memanfaatkan batang anggrek yang sudah gundul dan tidak produktif. Ini dicontohkan oleh para Senior yang suka membagikan ilmunya. Ada yang diletakkan diatas sabut atau moss basah. Ada yang diletakkan pada gelas Aqua bekas yang diberi pecahan batu bata dan air. Ada juga yang ditanam atau ditancapkan pada pakis cacah kemudian dispray air setiap hari. Pada saatnya setelah 2 atau 3 bulan akan tumbuh keiki atau anakan anggrek. Ilmu-ilmu praktis seperti ini juga bisa diperoleh di Youtube.

b. Perbanyakan dengan Salep Pemecah Tunas yang disebut Bud Breaker (BB), yang dioleskan pada ruas batang anggrek jenis Dendrobium atau dioleskan pada ruas tangkai bunga pada jenis Phalaenopsis. Beberapa waktu yang lalu, aku juga melihat iklan Pemecah Tunas berupa cairan yang dioleskan pada bagian dari tanaman anggrek yang telah disebutkan diatas, dan juga di sela-sela batang pohon anggrek jenis Vanda.

c. Perbanyakan dengan cara menaburkan serbuk dari buah anggrek yang telah matang ke sekitar tanaman atau di suatu tempat yang dipersiapkan sebelumnya, dengan diberi alas moss atau lumut putih dan lumut alami yang berwarna hijau. Buah anggrek diperoleh dengan cara mengawinkan atau menyilangkan bunga anggrek. Untuk mengawinkam sehingga mendapatkan buah anggrek tidak sulit. Yang sulit adalah menumbuhkannya menjadi tanaman anggrek.

d. Perbanyakan dengan sistim Kultur Jaringan. Dulu, aktifitas seperti ini hanya dapat dilakukan di Laboratorium. Hasilnya berupa bibit anggrek botol. Dari bibit botol inilah para pemilik Nursery membesarkannya, hingga akhirnya sampai ke tangan para Pehobi. Namun sekarang, aktifitas ini dapat dilakukan di Laboratorium Sederhana skala rumahan, dan sudah banyak masyarakat yang bisa melakukannya. Inilah mengapa saat sekarang jenis-jenis Anggrek Bulan begitu bervariasi warna bunganya, sangat indah dipandang, hingga rasanya ingin beli semua warna. Wouw …. menguras kantong …….

Phalaenopsis hibrida

Phalaenopsis hibrida

12. Beberapa jenis anggrek yang populer yang harus diketahui nama latinnya adalah : Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Grammatophylum, Oncidium, Cymbidium, Bulbophylum, dan Vanda. Demikian pula cara penamaannya, perlu sedikit diketahui. Kata pertama menunjukkan marga atau genus dan kata kedua menerangkan jenis atau species. Misalnya anggrek bulan dengan nama latin Phalaenopsis amabilis. Kata Phalaenopsis menunjukan genus, sedangkan kata kedua amabilis menerangkan species. Ada juga penamaan anggrek secara khusus untuk species yang belum pernah dikenal. Cymbidium hartinahianum adalah anggrek tanah yang diberi nama dengan nama Almarhum Ibu Negara, sebagai penghargaan atas jasa-jasa Ibu Tien Soeharto dalam pengembangan dunia peranggrekan di Indonesia.

Coelogyne pandurata atau Anggrek hitam

Arundina graminifolia
 

Dendrobium mesangnil

Sebagai Pehobi, aku mencintai anggrek sejak muda, suka sekali dengan bunganya yang cantik dan berwarna-warni. Kita wajib bersyukur, negeri kita adalah negeri dengan keanekaragaman hayati kedua terbesar di dunia setelah Brazilia. Dalam hal anggrek, dari sekitar 26.000 spesies di seluruh dunia, sekitar 5.000 - 6.000 jenis diantaranya, terdapat di Indonesia. Jenis anggrek tebu atau anggrek macan Grammatophylum Spesium, adalah anggrek terbesar di dunia. Anggrek itu tumbuh tersebar dibeberapa wilayah Indonesia, yaitu di Lampung, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sungguh menakjubkan bahwa di masing-masing lokasi itu warna bintik-bintik bunga yang muncul berbeda gradasi warnanya : kuning, coklat, atau merah kehitam-hitaman…….

Setelah lebih banyak mengenal anggrek,  aku mulai memperhatikan tanaman ini bukan dari kecantikannya, tetapi pada anggrek-anggrek species asli Indonesia. Ribuan hektar hutan di Kalimantan, Sulawesi dan Papua telah berubah menjadi perkebunan Sawit. Kemanakah anggrek asli hutan kita itu? Beruntung masih ada sedikit dari para Pekerja disana yang menyelamatkannya dengan mengambil dan memeliharanya di rumah. Setelah berkembang menjadi banyak, mereka menjualnya secara on-line. Terima kasih kepada mereka yang telah mendedikasikan dirinya untuk mengembang-biakkan anggrek species asli Indonesia, sehingga tidak punah.

Dendrobium mantangai

Bulbophylum lepidum

Dendrobium capra
 

Untuk mendapatkan anggrek, dulu aku membeli ke Taman Anggrek Ragunan. Kalau lagi punya uang, beli yang sudah berbunga. Jika sedang bokek, beli yang sudah bekas berbunga atau ex rental. Sering juga aku beli yang masih kecil-kecil yang murah meriah. Sekarang jaman sudah berubah, membeli segala sesuatu melalui on-line, demikian pula tanaman Anggrek. Biasanya membeli karena tertarik setelah melihat foto bunganya di media sosial.

Membeli dari yang jumbo sampai yang masih seedling melalui on-line pernah aku lakukan. Yang jumbo, walaupun harganya mahal tapi bisa langsung menikmati bunganya. Yang dewasa, perlu beberapa waktu lagi untuk bisa berbunga. Jika beli yang remaja atau bahkan yang seedling, perlu waktu lama menunggu berbunga. Tidak jarang belum sampai berbunga, seedlingnya sudah mati.

Membeli secara on-line, memang sangat berrisiko. Tanaman sudah stress diperjalanan karena  kepanasan tertutup dalam kardus untuk jangka waktu sekitar 2 - 3 hari an. Kadang sampai ditangan sudah layu, dan untuk menyembuhkan sakitnya perlu waktu lama. Tapi kadang juga diterima masih segar, bahkan bunganya tidak rontok. Hal ini sangat tergantung dari ketrampilan packing dari Penjualnya. Selain itu juga tergantung dari jarak lokasi pengiriman ke rumah kita.. Oleh karenanya aku jarang berganti-ganti Seller. Yang sudah cocok akan menjadi langganan. Cocok disini berarti Anggrek aku terima dalam kondisi baik, dan tumbuh serta berbunga dalam pemeliharaanku.

Beberapa Seller recomended langgananku adalah :

- Pak Fahmi Saus dari Tondano

- Mbak Dewi Sridarih dari Indramayu

- Bu Rani dari Lembang

- Mbak Wulan Lestari dari Trenggalek

- Bu Sumiati Reyaldi dari Bogor

Bukan berarti Seller yang lain tidak recommended lho. Memang karena aku tidak suka berganti-ganti Seller saja.

Pengalaman ini belum lengkap jika tidak ada cerita suka duka berinteraksi dengan Seller. Selain membeli anggrek secara langsung ke Taman Anggrek Ragunan atau di Pameran Flora dan Fauna yang setiap tahun diselenggarakan di Lapangan Banteng, aku lebih banyak membeli secara on-line. Jika merasa tertarik melihatnya di Komunitas Pecinta Anggrek di Face Book, langsung bisa tanya jawab dengan Seller di Messenger.

Cerita suka, jika anggrek yang datang masih segar dan mulus tanpa ada yang rusak. Suatu kali aku mencoba Seller yang lain, yang bukan langgananku. Sudah aku pesen di Messenger ketika deal harga, bahwa aku minta masing-masing anggrek diberi label Id (Identitas). Jawabannya :  Ok, siaaap ...... Tapi ketika barangnya datang, ternyata jumlahnya kurang dari jumlah yang aku beli, dan tidak ada label Id nya pula..... Ketika aku tanyakan, alasannya dia nggak berada di kebun, sedangkan pengiriman diserahkan ke orang lain. Lho kok begitu? Dan ternyata, setelah berbunga, bunganya semua sama, artinya Id nya semua sama ........ wah kapok......

Ada lagi Seller lain yang Ketika menawarkan jenis anggrek yang mau dijual, disertai foto bunganya. Yang dijual itu jenis yang jarang ada, sehingga harganya lebih mahal dari yang biasa. Tapi ternyata setelah aku rawat dan berbunga, kok bunganya bukan jenis yang mahal seperti yang ada di foto dulu itu? Dan ketika aku infokan dengan disertai foto bunganya bahwa ternyata bukan anggrek yang dijanjikan, tidak ada reaksi apapun. Tidak ada kata maaf, apa lagi akan mengganti atau mempersilahkan membeli lagi dengan diskon misalnya..... he he he.....

Nah teman-teman, itulah cerita cintaku pada si Anggy, hingga jatuh bangun seperti lagunya Kristina …...

Jatuh bangun aku mencintaimua….

Tapi dirimu tak mau mengerti ….

Walaupun hingga saat ini belum bisa dikatakan berhasil dalam merawat anggrek, namun aku tidak bergeming dan pantang menyerah, apalagi sekarang sudah terbiasa minum vitamin S (Sabar)  ........

Adakah yang punya pengalaman lain? Yuk berbagi pengalaman……

 

Wassalamualaikum ww.

Jakarta, 3 Juli 2020.

Dendrobium pink stripe
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

3 komentar:

  1. Halo Ibu Weni, salam kenal. saya ketemu blog Ibu ini setelah search bud breaker. ternyata info lain juga banyak, koleksi ibu juga keren sekali. saya lihat ibu merawat Arundina graminifolia, saya baru mulai merawatnya, tapi bingung nich. mohon masukkan. Medua tanamnya apa yang terbaik ? pot nya juga baiknya pakai pot apa, kebutuhan sinar mataharinya bagaimana ? sejauh ini, saya taruh di pot grabah, media campuran sekam bakar+cocopeat+kotorankambing+sedikit tanah, serta saya taruh di bawah pohon tidak kena matahari langsung.
    terima kasih infonya Ibu.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus