Sabtu, 17 September 2016

Mengunjungi Malaysia : (2) Batu Cave dan Genting High Land.



Assalamu’alaikum ww.

Batu Cave adalah tujuan kami sebelum ke Genting High Land. Dari Kuala Lumpur berjarak 13 km, ke arah utara. Ketika kami tiba disana, bus-bus wisatawan sudah mulai berdatangan. Pemandangan pertama yang aku temui, dari jauh tampak sebuah Patung Emas dan disamping patung terdapat Kuil Hindu. Patung emas itu adalah Patung Dewa Muruga yang tingginya 42,7 M. Dibelakangnya, ada tangga naik keatas, tingginya lebih kurang 100 M, dimana ada sebuah Gua dan Kuil. Jumlah tangganya ada 272 langkah. 

Kebanyakan pengunjung tidak naik ke Goa dan Kuil, kecuali tentu yang beragama Hndu. Gua ini adalah situs ziarah bagi umat Hindu, yang merupakan salah satu kuil Hindu di luar India yang paling populer. Setiap tahun di bulan Januari/Februari, diadakan Festival disini, namanya Festival Thaipusam. Saat kami berada disini, terik matahari begitu menyengat, rasanya sangat nikmat jika duduk santai menikmati es kelapa muda yang dijual disekitar lokasi. Harga kelapa muda sejuk (maksudnya dengan es) 20 RM.

Tujuan selanjutnya adalah Genting High Land, yang berjarak 45 km dari Kuala Lumpur. Setelah beberapa saat meninggalkan Batu Cave, perjalanan mulai meluk-liuk memasuki wilayah pegunungan dengan udara yang sejuk. Jalan yang mulus dengan deretan pepohonan yang hijau, membuat perjalanan tidak melelahkan. Malaysia memiliki jalan-jalan lebar dan mulus yang menghubungkan ke semua wilayahnya. Lebih nyaman lagi karena tidak banyak sepeda motor sehingga lalu lintas tidak terlalu padat dan tidak ada kemacetan. Mungkin juga karena jumlah penduduknya sedikit, terasa lebih longgar. Aku suka melihat pinggiran jalan tol masih dipertahankan untuk keberadaan hutan yang dipenuhi pepohonan hijau. 



Sebelum memasuki wilayah Genting High Land, kami  makan siang terlebih dahulu bersama Pak Mani, Driver sekaligus Guide kami, di sebuah tempat makan dengan menu Malaysia. Pak Mani adalah warga negara Malaysia keturunan India. Dia adalah generasi ketiga, dahulu kakeknya berhijrah ke Malaysia ketika negeri ini masih dibawah Inggris. Melihat keberadaan Kuil-kuil Hindu di Kuala Lumpur, aku kira diantara ketiga etnis yang berada di Malaysia yaitu Melayu, China dan India rukun-rukun saja. Namun ternyata, ada juga gesekan-gesekan yang kadang mengganggu.

Beberapa saat kemudian, kami tiba di Stasiun pemberangkatan kereta gantung. Pak Mani membelikan tiket untuk kami berdua pulang pergi, dan selanjutnya kami masuk ke antrian panjang pengunjung. Pak Mani akan menunggu di stasun ini hingga kami kembali. Berbagai bangsa masing-masing dengan warna kulitnya, antri untuk ke Genting High Land, yang berada 6.000 m diatas permukaan laut. 

Kereta Gantung yang kami tumpangi mempunyai 8 tempat duduk yang tidak berhadapan. Perjalanan cukup mendebarkan, kereta naik turun melalui kabel baja, mengikuti tinggi rendahnya gunung. Di sebelah kami, sepasang suami isteri orang Itali asyik memotret pemandangan diluar kereta gantung. Di balik tempat duduk kami, ada keluarga muda China bersama anaknya yang masih kecil. 

Kereta Gantung atau Cable car yang seperti ini sama dengan yang di ada di Dufan Ancol atau Taman Mini Indonesia Indah. Tetapi yang sekarang ini berada diatas gunung dan lembah. Sekali-sekali kabut putih menutupi pandangan mata beberapa saat. Aku sempat khawatir juga. Apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, bisa-bisa kita lama berada di kereta gantung berayun-ayun tertiup angin, menunggu ada Petugas yang menolong. Ah, berserah diri saja, Allah Maha Penolong.


Seandainya saja perjalanan dengan kereta gantung ini terlaksana di sekitar Danau Toba, memandang pemandangan kebawah, tentu sangat keren.......  Perjalanan 15 menit pun berakhir. Turun dari kereta gantung, rupanya kami sudah berada di lantai basement Hotel Resort World Genting. Naik Escalator sekali, sampai di Loby hotel langsung arah pintu keluar menuju pelataran hotel. Udara dingin sejuk. Thermometer digital dari kejauhan menunjukkan angka 22 derajat Celsius. Alangkah segarnya kalau mencicipi kopi hangat yang ada di Cafe teras Hotel ini. Untuk beberapa saat kami menikmati secangkir capuchino dan sepotong roti di teras hotel ini. Santai.


Aku mendengar bahwa Genting High Land terkenal tempat judinya.  Hal tersebut sempat kutanyakan ke Pak Mani. Katanya, memang benar, dan Casino itu berada di Lantai 1 Hotel Resort World Genting ini dan di Lantai 1 Hotel First World. Katanya lagi, para penjudi itu datang dari luar Malaysia. Mereka yang hendak berjudi harus membawa uang tunai. Jadi tidak akan naik kereta gantung. Mereka langsung naik mobil, karena ada jalan darat ke Hotel yang ditempuh hanya 20 menit. Sekalipun tinggal selangkah, tidak ada terbetik keinginan untuk menengok tempat judi itu. Dibelakang meja kami, ada satu rombongan turis dari China yang sedang ngobrol sambil minum kopi. Mereka kah para Penjudi itu? Mungkin saja. Ah, kok jadi suudzon......
                                                                                         
Sesuai rencana, kami tidak lama berada di Genting. Menuju kembali ke stasiun kereta gantung, kami harus melewati Mall yang ada di lantai dasar hotel, dimana banyak restoran dan toko-toko. Kebetulan saat itu sedang berlangsung Pesta Pembukaan sebuah Restoran Jepang, pemiliknya adalah Kobe Gyu Takumi, Sdn Bhd. Krans bunga indah sebagai ucapan selamat berderet diluar restoran. Tak melewatkan  kesempatan, foto dulu ah... kapan lagi ...... 


Di dekat stasiun, ternyata ada sebuah Musholla, disini kami melaksanakan shalat Dhuhur dan Ashar sebelum kembali ke Kuala Lumpur. Kereta gantung menuju kembali banyak yang kosong, tetapi terus saja berjalan. Yang kami tumpangi hanya berisi kami berdua saja. Kali ini aku tidak lagi khawatir, mulai bisa melihat-lihat apa saja jenis vegetasi yang ada dibawah sana. Tampak pohon kayu manis berdaun kemerahan di pucuknya, beberapa pohon palem ekor tupai, palem hutan, pakis, rumput-rumputan tinggi yang berbunga, bambu daun kecil dan pohon lainnya.

Jakarta, 15 September 2016.
Wassalamu’alaikum ww.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar