Assalamu’alaikum ww.
Hari ke ketiga penjelajahan kami di sebagian Bumi Borneo ini
adalah melihat dari dekat kehidupan mangrove yang juga dikenal sebagai bakau, di
kota Balikpapan. Jika menyebut Hutan
Mangrove Balikpapan, maka ada dua tempat. Pertama yang ada di Margomulyo dan kedua di Mangrove Center Graha Indah. Dengan
pertimbangan bahwa setelah dari Hutan Mangrove kami akan mengunjungi Bukit Bangkirai,
maka Guide kami pak Sugeng memilihkan obyek mangrove yang berada di Mangrove
Center, di Sungai Somber.
Bus menuju sebuah Komplek Perumahan di Kelurahan Graha Indah.
Masuk berbelok-belok ke dalam komplek perumahan, hingga sempat mendapat kesulitan
karena tersangkut kabel listrik. Sebelum
menuju kapal, aku melihat adanya sebuah Kantor yang menjadi tempat bertanya
mengenai kehidupan mangrove di habitat aslinya. Juga sebuah Baliho besar,
ucapan Selamat Datang bagi para pengunjung dan ajakan untuk menyelamatkan
mangrove, Save Our Mangrove. Di situ
juga menjadi semacam pos kegiatan masyarakat peduli mangrove.
Masyarakat
sekitar telah mengetahui berbagai manfaat keberadaan mangrove, antara lain
melindungi daratan dari abrasi laut, memberi tempat bagi biota laut untuk
bertelur dan berkembang biak, serta yang juga penting adalah buah mangrove
menjadi makanan yang disukai Bekantan,
yaitu jenis monyet asli Kalimantan yang berhidung besar berbulu kuning. Mengingat
waktu yang terbatas, kami terlebih dahulu menuju Sungai Somber untuk langsung
menelusuri hutan mangrove dengan naik kapal kayu atau klotok bermesin, dimana
setiap kapal cukup untuk 10 orang penumpang. Sebelum naik kapal, kami diberikan
masing-masing sebuah pelampung untuk dikenakan, guna menjaga keselamatan jika
terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Dua kapal beriringan menyusuri tepian hutan mangrove,
menyusuri sungai Somber yang lebarnya sekitar 20 – 30 m. Sayang bunyi mesin
kapal membuat keheningan yang tadi sempat aku nikmati sebentar, segera berlalu.
Kesejukan dari teduhnya hutan membawaku ke
ingatan ketika berjalan-jalan di Hutan
Mangrove Bali beberapa tahun yang lalu. Jika di Bali terdapat jalan yang
dibuat dari kayu membelah hutan, disini disediakan kapal klotok bermesin untuk
menyusuri hutan melalui sungai yang sangat lebar.
Udara di pinggir hutan ini begitu segar, pohon-pohon
menghijau, bergoyang-goyang ditiup angin seolah menyampaikan salam manisnya. Dedaunan
mangrove menari berayun ayun mengikuti gerak arus sungai. Gerakan dahan dan
daun semakin indah dengan adanya monyet jenis bekantan yang berlompatan dari dahan
yang satu kedahan lainnya. Dari kejauhan sang bekantan nampaknya sedang
bercengkerama menikmati hutan yang indah dan menyejukkan bagi mereka. Bunga dan
buahnya bergelantungan di pucuk-pucuk pohon, dan akar-akarnya yang kokoh
menghunjam ke dasar air.
Tampak beberapa anakan
pohon mangrove mulai tegak berdiri tak jauh dari induknya. "Duh, semoga
engkau dapat tumbuh hingga besar kelak, menjadikan dirimu bermanfaat, memberi
makanan bagi Bekantan dan menjadi pelindung bagi manusia disekitarmu ....". Menurut
para ahli mangrove, kemungkinan hidup anakan tanaman mangrove itu hanya kecil.
Tetapi aku berharap, anakan tumbuh lebih banyak di balik kerapatan pepohonan,
sehingga jika ada satu yang mati akan lebih banyak penggantinya. Semoga mereka
tumbuh sempurna tanpa banyak kendala seperti kita manusia.
Teman-teman sangat antusias memperhatikan kiri kanan sungai,
mengamati barangkali tampak Bekantan melintas. Seorang teman berbaik hati
membuatkan video perjalanan kami di Sungai Somber ini. Yuk kita lihat bersama.
Tiba-tiba Bapak yang membawa perahu klotok menunjuk kearah
pinggir sungai. Sekilas tampak seekor Bekantan bergelayutan diantara pepohonan,
kemudian menghilang dibalik goyangan pohon yang tinggi. Aku tidak dapat
memotretnya, karena begitu cepat gerakannya. Beberapa kali terjadi demikian,
rupanya sulit untuk mendapatkaan foto Bekantan di hutan mangrove ini. Kapal
berbelok kembali arah setelah sampai di wilayah kerja PT. Pertamina, dimana
tampak pipa-pipa besar memanjang ke arah laut. Namun sebetulnya hutan mangrove
itu masih sangat luas, mungkin ratusan hektar, karena dari kapal kayu yang kami
tumpangi, sejauh mata memandang tampak hijau dan rimbun.
Mampir di Kantor Mangrove Center, kami mendapatkan informasi
tentang jenis-jenis mangrove yang ada di hutan mangrove Graha Indah ini yaitu jenis
Bakau, Api-api, Nipah dan lain-lain.
Demikian pula mengenai kegiatan masyarakat disekitar setelah mereka mendapat
edukasi tentang berbagai manfaat dari keberadaan mangrove.
Kegiatan masyarakat ini sangat mendukung tugas
Mangrove Center, misalnya sosialisasi
pentingnya mangrove, pembibitan dan penanaman pohon mangrove, mengadakan
patroli mengawasi jika ada penebangan liar. Dengan demikian, hutan mangrove
akan lestari, memberi kesejukan dan pemandangan indah, serta mata
pencaharian baru bagi penduduk, seperti Pemilik perahu dan Tukang perahu yang
mengantarkan rombongan kami ini. Dengan semakin suburnya mangrove, jumlah
Bekantan dan binatang-binatang hutan lainnya seperti burung-burung, juga
semakin banyak dan keragaman hayati hutan menjadi semakin baik.
Jakarta, 6 September 2016.
Wassalamu’alaikum ww.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus