Minggu, 26 Juni 2016

Pantai Sawarna, obyek wisata baru




Assalamu’alaikum ww.

Hari yang direncanakan tiba...
Kami ber - duapuluhsatu berangkat dari rumah Buntu (sebutan untuk rumahku) jam 6.30 di Sabtu pagi yang cerah, 14 Maret 2015. Bus langsung masuk Tol dalam kota. Sarapan yang kami bawa dalam kotak-kotak dibagikan, dinikmati sambil bercanda bertemu teman dan keluarga. Inilah acara tahunan Grup kami “Not and Friends”, berwisata sambil bersilaturahmi, mengunjungi obyek wisata baru yang belum pernah kami datangi.

Bus melaju menuju lokasi wisata Pantai Sawarna yang berlokasi di bagian Selatan Propnsi Banten.. Dari Jakarta ke arah Serang, sebelum memasuki arah Kota Labuhan dan Pantai Tanjung Lesung, kendaraan belok kearah kiri. Sepanjang perjalanan, pemandangan hijau menyegarkan. Kami melihat petunjuk arah : Sekati – Malingping, kira-kira masih 108 km lagi. Disini jalan mulai rusak, ada bagian-bagian yang diperbaiki, tetapi di beberapa ruasnya rusak sangat parah. Rupanya jalan ini dilewati kendaraan dengan muatan berlebih. Di Kabupaten Lebak, berdiri pabrik semen PT Semen Lebak, yang katanya akan menjadi pabrik semen terbesar di Asia Tenggara. Saat ini pabrik sudah berproduksi dengan merk Semen Merah Putih. Muatan semen inilah yang menyebabkan jalan menjadi rusak, walaupun semen dari Pabrik itu juga yang digunakan untuk memperbaikinya.

Ketika kami shalat Dzuhur dan Ashar dijamak di sebuah Pompa Bensin. Jam menunjukkan pukul 14.00 dan menurut Petugas Pompa Bensin, jarak menuju Pantai Sawarna yang sebenarnya sudah tidak jauh, tetapi masih perlu 3 jam lagi. Bus kami Big Bird baru, terguncang-guncang, terseok-seok merambat di jalan yang sepi. Bergantian VCD Karaoke yang kami bawa sudah habis ditonton tapi belum diketahui kapan kira-kira ujung perjalanan kami.

Hingga disuatu tikungan, akhirnya kami melihat laut biru di sebelah kanan jalan, dan sawah serta bukit disebelah kiri jalan. Nah, agak terhibur, barangkali Pantai Sawarna yang kami tuju sudah dekat. Dan akhirnya pada kira-kira jam lima sore rombongan memasuki wilayah Desa Sawarna. Dengan demikian perjalanan lebih dari 10 jam. Sore itu langsung makan dan istirahat. Kunjungan ke pantai akan dilakukan keesokan harinya.

Penginapan kami sederhana tetapi bersih. Paket yang kami ambil adalah menginap berikut makan malam, sarapan pagi dan makan siang dengan ditemani Guide. Paket ini bukan dari Travel Jakarta, tetapi langsung ke seorang Mantan Guide yang menawarkan di internet. 


Seharusnya wisata menuju Pantai Sawarna itu berangkat malam hari jam 10 an, tidur di kendaraan dan tiba di Sawarna pagi sebelum subuh. Beristirahat sebentar kemudian mengunjungi semua obyek wisata seharian. Besuk paginya tinggal kembali ke Jakarta dengan santai. Tetapi kami tidak mungkin berangkat malam hari, karena peserta tour ini beragam, beberapa diantaranya sudah berumur, seusiaku........ tidak dapat dipaksakan untuk tidur di bus. Jadi eksplorasi daerah wisata ini hanya dapat kami lakukan setengah hari, sekitar jam satu siang kami harus sudah bersiap-siap kembali ke Jakarta.

Yang sempat kami kunjungi adalah Pantai Pasir Putih, kemudian Tanjung Layar, Goa Langir, Goa Seribu Candi dan selanjutnya Pulau Manuk. Menikmati deburan ombak Laut Selatan di pagi yang cerah ini, tentu akan menjadi kenangan indah. Pemandangan pantainya bagus, namun tentu bukan bandingannya jika kita pernah mengunjungi pantai-pantai di Bali dan Belitung. Obyek wisata yang lain yang bisa dikunjungi di sekitar Pantai sawarna masih banyak, tetapi waktu tidak memungkinkan. 



 

Sayang sekali tidak ada sesuatu yang bisa kami bawa pulang sebagai oleh-oleh. Masyarakat sekitar belum tergerak untuk membuat sesuatu yang khas, misalnya kue-kue atau ikan kering buat para turis yang mengunjungi Sawarna. Kami kembali ke Penginapan untuk kemudian bersiap-siap pulang ke Jakarta.

Untuk teman-teman yang akan ke Sawarna, jika membawa kendaraan pribadi seperti mobil sedan atau Kijang, saya sarankan untuk merubah rute, yaitu melalui Sukabumi, Pelabuhan Ratu kemudian berbelok kearah kanan. Alasan mengapa kami harus mengambil arah Jakarta - Serang, ternyata karena jika melalui Sukabumi - Pelabuhan Ratu, jalan sesudah Pelabuhan Ratu menuju Sawarna menanjak dan berbahaya untuk kendaraan besar seperti bus.

Ketika perjalanan kembali menuju Jakarta, saya perhatikan bahwa setelah perbatasan wilayah Propinsi Banten dengan Propinsi Jawa Barat, jalan berubah menjadi mulus. Sudah saatnya  Pemerintah Propinsi Banten segera  menganggarkan perbaikan jalan, karena sektor wisata itu akan berkembang jika didukung sarana prasarana yang baik.

Demikianlah, walaupun hanya sekejap, terasa meninggalkan kesan yang mendalam. Tawa dan canda membuat jalinan silaturahmi dengan keluarga dan teman-teman terasa membahagiakan. Sampai jumpa di acara wisata mendatang ya ........

Wassalamu’alaikum ww.
Jakarta, 17 Maret 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar