Selasa, 10 Juli 2018

OBYEK WISATA BARU DI BANDUNG : RESTO PINISI CIWIDEY, DAGO DREAM PARK DAN NGOPI DI KEBUN




Assalamu’alaikum ww.


Tepat jam 07.50, hari Kamis pagi tanggal 5 Juli 2018, kereta api mulai bergerak perlahan. Inilah untuk pertama kalinya aku naik kereta api Parahyangan setelah sekian lama tak pernah melakukannya. Ini merupakan pengalaman pertama naik kereta api di jaman now, dimana tiket dibeli di Indo Maret sehari sebelumnya. Dan tadi pagi, sesuai peraturan PT. KAI, bukti bayar dari Indo Maret ditukarkan tiket di Stadiun Gambir sejam sebelum keberangkatan. Mengikuti para penumpang lain, aku mengisi form di komputer Stasiun dan dengan mudah tiket keluar dari printer kecil didepan komputer.

Nah, waktu masih panjang untuk menunggu keretanya. Jadilah kami berdua mencari sarapan yang hangat untuk pengisi perut. Stasiun Gambir  kini  sudah berubah. Bangunannya  menjadi bagus, bersih, modern dan  ramai sekali. Jauh perubahannya  jika dibanding kan  dahulu. Berderet restoran siap untuk menerima pengunjung.

Kami pergi berdua ke Bandung, sekedar jalan-jalan dan ingin menikmati kereta api Parahyangan, yang dulu ketika anak-anak masih kecil sering kami gunakan jika ke Bandung.  Perjalanan kereta api menjadi tidak terlalu membosankan, berkat gadget yang aku bawa. Suami yang duduk disampingku sudah terlelap mengikuti irama jalannya  kereta api.

Tiba di Stasiun Bandung Kebon Kawung tepat waktu. Semula aku mau mencari kendaraan via on line. Tetapi rupanya kendaraan on line tidak boleh masuk halaman Stasiun. Dari pada harus membawa koper berjalan keluar cukup jauh, aku batalkan dan kemudian naik taksi AA yang tersedia di stasiun menuju hotel yang sudah aku pesan.

"Bookingan ibu nggak ada" kata Petugas Hotel Ibis Trans. 
"Masak?" 
"Dua hari yang lalu, saya sendiri yang pesan melalui telepon.
Tadinya diterima oleh Operator, kemudian disambungkan ke Reservasi. Diberi harga Rp. 550.000 per malam. Saya pesan untuk 2 malam. Ketika saya mau minta nomor rekening untuk transfer pembayaran, diberitahu bahwa  nanti dibayar ditempat" 
"Iya, tapi tidak ada di data kami. Harga Rp. 550.000 itu harga  untuk hari tersebut Bu.
Hari ini harga kami Rp. 800 sekian ribu, dan untuk besuk harganya Rp. Sejuta sekian ribu. Itupun  Ibu harus menunggu hingga jam 14.00, apakah masih ada kamar yang tersedia"

Wah, rupanya karena begitu larisnya hotel ini, booking yang sudah masuk harus dikorbankan untuk yang  membayar lebih besar. Pantaslah, di internet  hotel ini ditulis oleh para netizen, mengecewakan. Aku berunding dengan suami, dan setelah booking via telpon ke hotel yang lain, kemudian  mencari taksi menuju  Hotel Preanger. 

Hotel Preanger adalah hotel besar dan hotel lama yang sudah sejak jaman Belanda ada. Petugasnya ramah. Sopan santun kepada tamu sangat dijaga. Walaupun hotel lama, semua fasilitas tetap layak. 2 malam kami akan menginap disini.

Sebelum memulai jalan-jalan, kami Sholat lalu turun untuk makan siang di coffee shopnya. Aku pesan sup Tom Yum dan nasi putih, suami memilih nasi dengan Sop Buntut, tidak lupa secangkir black coffee.  Setelah makan siang, badan terasa segar dan bersemangat. Tujuan jalan-jalan kali ini adalah Mall Ciwalk di Cihampelas. Menuju Ciwalk, kami naik taksi AA.  Di Bandung hanya terlihat 2 macam taksi. AA dan Blue Bird. Rupanya taksi AA menjadi taksi langganan Hotel yang selalu standby. 

Bandung masih menjadi tujuan wisata favorit  bagi masyarakat Indonesia, bahkan banyak   juga wisatawan Malaysia dan Singapura. Minggu-minggu ini masih liburan anak sekolah, jadi suasana di Bandung ramai, lalu lintas padat. Tujuan kami siang ini adalah Ciwalk, atau Cihampelas Walk. Namun sebelumnya, aku penasaran dengan kuliner yang diceritakan di sebuah Blog, yaitu Es Duren Pak Aip, di Jalan Tubagus Ismail.  Meluncurlah taksi kami kesana. Memang siip es durennya……

Sekedar mengisi waktu, kami ngobrol dengan pak Sopir taksi tentang hasil Pilkada, yang memuaskan. Dia mencoblos gambar Kang Emil. Dibawah kepemimpinannya,  kota Bandung lebih maju. Menurut dia,  yang memilih Kang Emil lebih banyak warga dari luar Bandung daripada warga Bandung sendiri. Barangkali  banyak warga Bandung yang menjadi simpatisan dari Partai yang mempunyai calon lain.

Ciwalk tetap menyenangkan. Mallnya dipenuhi pengunjung yang datang bersama keluarga. Tahun lalu, kami bersama anak dan cucu juga berlibur ke Bandung, menginap di hotel Sensa, yang berlokasi tepat di sebelah Ciwalk. Ke Ciwalk kali ini hanya pergi berdua,  cukup cuci mata saja. Untuk  lansia seperti kami, tidak banyak yang ingin dibeli. Pakaian Jadi yang dipajang disini  tentu sudah tidak cocok modelnya untuk kami.

Menyusuri jalanan Mall  dan naik turun escalator dalam waktu 1 jam sudah sama dengan berolahraga. Sambil istirahat kami ngopi di sebuah Resto yang agak sepi, suamiku pesan Jus Jeruk hangat dan aku pesan rujak/buah potong. Karena sambalnya sangat pedas, aku hanya menikmati buahnya saja.

Demikianlah, hari pertama kami di Bandung. Sebenarnya ada seorang sahabat yang tinggal di Bandung  akan menemani jalan-jalan, tapi entah bagaimana kok Hp nya tidak  bisa dihubungi.  Sampai di hotel baru aku sadar, rupanya Hp akulah yang bermasalah. Mungkin terlalu berat dengan banyaknya WAGroup yang berisi  foto maupun video. Setelah banyak yang aku hapus, Hp kembali berfungsi normal dan tiba-tiba bermunculan kiriman foto-foto lucu dari Lila dan Lura, cucu-cucu yang juga sedang liburan ditempat yang jauh. Mandipun ditunda untuk ngobrol dengan mereka.

Hari Kedua.
Pagi sebelum subuh seperti biasa aku sudah bangun. Aku bersyukur, bisa mengawali hari dengan berkhidmad kepadaNya. Dan beberapa waktu kemudian, Masjid Besar di Alun-alun Bandung, yang berada tak jauh dari Hotel Preanger, mengumandangkan Azan Subuh. Pertama-tama yang aku kerjakan setelah Sholat adalah memasak air membuat kopi sendiri yang aku bawa dari rumah. Kopi di pagi buta begini merupakan menu wajib di setiap hari.


Waktu breakfast di hotel dimulai jam 7 pagi. Kami turun sarapan, sekalian bertemu  sahabatku Rita, yang akan menemani kami jalan-jalan. Hari kedua di Bandung ini, kami akan ke  Ciwidey melihat obyek wisata baru yang katanya  sedang hits. Kemudian ke Dream Park di Dago, dan terakhir  Ngopi di Kebun. Untuk itu, aku sudah pesan mobil yang akan mengantarkan,  dengan harga sewa Rp. 500 ribu dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore.

Kalau dulu, ke Ciwidey berarti ke Situ Patenggang dan Kawah Putih. Kali ini ada obyek wisata baru di Ciwidey yaitu Glamping Lakeside Rancabali dan Resto Pinisi. Perjalanan ditempuh dalam 2 jam, melalui Jalan Tol kemudian jalan biasa atau jalan lama. Jalan menuju Ciwidey masih sangat sepi, mungkin karena masih pagi. Setelah melewati gunung teh, mobil terus menanjak ke atas hingga tampak Restoran Pinisi.

Tiba di lokasi, sekitar jam setengah 10,  ternyata sudah banyak mobil-mobil yang parkir di halaman depan. Kami menuju Restoran Pinisi yaitu sebuah bangunan kayu bertingkat tiga berbentuk kapal, yang  ujungnya tepat  berada dipinggir Situ Patenggang. Sebelum sampai ke kapal, terlebih dahulu melewati sebuah jembatan gantung yang dibuat dari tali, jika kita lalui terasa bergoyang-goyang.

Subhanallah….
Pemandangan di seberang danau begitu indah. Lereng gunung yang hijau ditumbuhi pepohonan, bagaikan sebuah lukisan. Nun di timur matahari mulai memancarkan sinarnya, udara yang semula dingin mulai menghangat. Danaunya tampak jernih menyegarkan, dikelilingi tanaman hias indah, tampak sangat serasi.

  
Di lantai 2 Kapal Pinisi telah banyak pengunjung.. Ada  rombongan Polisi dari Polda Jabar. Juga rombongan ibu-ibu berseragam kaos kuning sedang asyik berselfi ria bergantian di lokasi yang paling OK untuk berfoto. Karena masih libur, banyak juga keluarga yang membawa putra-putrinya kesini.

Kami berkeliling kapal, dan kemudian mencari tempat duduk untuk menikmati kopi pagi dengan pisang dan tahu goreng sambil melihat pemandangan indah yang terhampar didepan mata. Disini selain kopi sachet dan kopi tubruk, juga disediakan kopi asli Ciwidey untuk dinikmati. Aku lebih suka kopi yang tidak pahit, jadi pesan kopi susu .

Disamping Restoran Kapal Pinisi ini, terdapat Glamping Lakeside, Glamour Camping, semacam penginapan atau hotel yang berbentuk seperti tenda berwarna putih. Di pagi hari saja dingin, tak terbayangkan bagaimana  menginap dimalam hari. Berrr…… pasti sangat dingin, aku nggak berani nginap disini, sekalipun gratis……

Ketika matahari mulai naik, kami meninggalkan Ciwidey, kembali ke Bandung. Tujuan selanjutnya adalah Dream Park, yang  lokasinya berada di daerah Dago. Sebelum sampai daerah Dago, kami lebih dulu makan siang dan Sholat di sebuah Warung Makan yang menghidangkan masakan Sunda. Namanya Warung Taru. Masakan disini lumayan enak. Berempat dengan pak Sopir, kami pesan dengan menu pilihan masing-masing : nasi pecel, nasi timbel, nasi soto dan minuman es kelapa jeruk.



Sebagai tempat tujuan wisata, Dago Dreampark  masih baru, penataan lahan masih terus dilakukan. Daya Tarik Dreampark  ada pada pohon-pohon pinus yang menjulang tegak berdiri, membuat suasana sejuk dan nyaman. Tentunya wilayah ini semula adalah gunung pinus, kemudian ditata/diratakan tanpa menebang pohonnya.  Di lokasi yang agak luas dimanfaatkan untuk tempat bermain anak-anak maupun dewasa. Antara lain permainan  naik sepeda diatas pepohonan, ayunan hammock dan lain-lain yang memacu adrenalin. Juga disediakan spot-spot untuk foto atau selfi yang instagramable, paling disukai para remaja. Lokasi Dago Dreampark cukup luas, sehingga banyak tempat yang bisa dieksplorasi. Banyak permainan disediakan untuk anak-anak, jadi pas untuk mengisi liburan mereka.

Tidak lama kami berada di Dreampark. Sahabatku Rita mengajak ke tempat yang menurutnya bagus. Sebuah tempat ngopi, namanya  Ngopi di Kebun, lokasinya berada di Jl. Cibanteng km 4,5 Mandala Mekar. Dari kota Bandung mobil naik terus ke atas menuju  puncak bukit.  Semula belum terbayang, seperti apa tempat ngopi ini, mengingat  jalan yang kami lalui hanya jalan kecil yang  membelah perkampungan padat. Makin keatas jalanan semakin sepi dan mulai banyak lahan yang kosong.  Kira-kira perjalanan naik selama 30 - 40 menit, kami tiba di sebuah taman bunga...... …

Nah, inilah tempat kita akan ngopi sambil menikmati bunga-bunga yang indah. Kopi dengan ditemani singkong keju dan pisang coklat menjadi sangat  nikmat. Sebelum kami tiba, sudah banyak mobil  parkir di halaman depan. Tampak rombongan ibu-ibu berselfi ria di taman. Kamipun tak ketinggalan mengambil foto-foto taman bunga ini. Bangunan di tempat ini dibuat terbuka dan bertingkat-tingkat, menyesuaikan kontur lahannya. Di setiap lokasi terdapat meja kursi dibawah naungan  tenda payung serta dikelilingi tanaman hias dan bunga-bunga.  



Nun jauh disana, tampak  bangunan dan rumah-rumah di kota Bandung. Pemandangan akan semakin indah ketika senja, dimana matahari mulai turun. Semburat pink  orange tampak merona mewarnai langit. Sungguh mempesona.



Turun dari Kebun Bunga menuju hotel, kami mampir ke Indomaret untuk pesan tiket kereta pulang ke Jakarta besuk pagi. Tak disangka, ternyata semua tiket sudah habis terjual, kecuali yang berangkat jam 4 pagi dan jam 9 malam. Lalu sahabatku Rita memesankan melalui telpon,  tiket Citi Trans yang berangkat dari Bandung jam 12.45.

Hari Ketiga.
Hari terakhir di Bandung kami berdua santai. Setelah semalam packing, pagi ini sudah siap dengan koper dan tas tenteng. Kami turun ke Coffee Shop untuk breakfast sekalian cek out. Rencana kami di hari terakhir ini, sambil menunggu jam berangkat Citi Trans, ingin merasakan suasana Ngopi di Cafe Le Delice, yang terletak di Jalan Guntur. Menurut  para netizen, Café Le Delice  punya kekhasan tersendiri, dekorasi ruangannya cantik, sehingga layak untuk dikunjungi.  Namun sayang sekali, sampai di sana Cafe sedang dibook untuk acara pernikahan, sehingga  tertutup untuk umum. 

Kemana kita ya? Masih ada waktu 2,5 jam yang bisa digunakan untuk menikmati Bandung.  Aku minta pak Sopir taksi mengantarkan ke Paris Van Java, nama sebuah Mall di Bandung. Dulu aku dan Rita pernah jalan-jalan kesitu. Mall baru buka. Nggak apa. Kami berdua mengelilingi  Mall dengan santai. Setelah berjalan cukup lama, mampir istirahat di Bakerzyn. Suami pesan Capuchino, dan aku pesan Avocado Float. Lumayan buat memanfaatkan waktu. 


Sampai di Citi Trans Jalan Pasteur, ternyata mobil yang akan kami tumpangi terlambat datang dari Jakarta karena  padatnya lalu lintas Jakarta - Bandung di setiap week end. Menurut Petugas Citi Trans, mobil kami baru akan berangkat nanti jam 14.15. Kamipun menunggu satu setengah jam lagi.
Alhamdulillah ….. akhirnya kami tiba Jakarta. Liburan 3 hari 2 malam di Bandung ini cukup menyenangkan.


Jakarta, 08 Juli 2018.


Wassalamu'alaikum ww.




2 komentar:

  1. Perlu diulang lagi dgn rombongan yg berbeda.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus